Kamis, 31 Mei 2018

Manajemen Konflik (Strategi Mengatasi Konflik)


STRATEGI MENGATASI KONFLIK
Makalah Ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik



Dosen Pengampu:
Luqman Hakim, M.BA
Disusun Oleh:
Yusuf Yusian S.S (NIM: 1593244004)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2018


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi dan hanya untuk ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Manajemen Konflik. Solawat dan salam kita haturkan kepada penuntun umat semesta alam nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tungggu syafa’atnya.
Makalah ini memuat tentang kajian strategi mengatasi konflik. Makalah ini diperuntukkan kepada mahasiswa prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) bidang studi Manajemen Konflik.
Selanjutnya kami haturkan banyak terima kasih kepada Bapak Luqman Hakim yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini bisa mempermudah mahasiswa dalam mempelajari Manajemen Konflik.
 Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pada makalah-makalah yang akan datang.
 Akhirnya, kami memohon kepada ALLAH SWT agar memberikan kemanfaatan ilmu, melimpahkan pertolongan dan kebenaran kepada kita semua amin.
                                               

                                              
Jombang, 28 April 2018


                                                          
                                                                                                            Penulis






DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.    Latar Belakang.................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
A.    Strategi Mengatasi Konflik............................................................... 2
B.     Model-Model Penyelesaian Konflik................................................. 5
BAB III PENUTUP................................................................................... 11
A.    Kesimpulan...................................................................................... 11
B.     Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (diluar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik penting dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh penerima instruksi demikian pula sebaliknya.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana strategi mengatasi konflik?
2.      Bagaimana model-model penyelesaian konflik?
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui strategi mengatasi konflik.
2.      Mengetahui model-model penyelesaian konflik.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Strategi Mengatasi Konflik
Strategi mengatasi konflik ada dua macam yaitu strategi interpersonal dan strategi organisasi, ada beberapa macam strategi yang akan dijelaskan di dalam bab ini, antara lain:
1.      Strategi Mengatasi Konflik Pribadi
Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy). Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu ataukelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah.Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipeutama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a.       Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
b.      Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.
Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy). Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:
a.       Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).
b.      Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dankekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal ambiquity).
c.       Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanyarintangan komunikasi (communication barriers).
d.      Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).
e.       Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehinggatercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secaraoptimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy). Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibatdalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang. Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:
a.       Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving)
Usaha untuk menyelesaikansecara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak.
b.      Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation)
Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik.
2.      Strategi Mengatasi Konflik Organisasi
a.       Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki (hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara menggunakanhirarki struktural (structural hierarchical).
b.      Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention inLateral Conflict)
Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibatkonflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.


c.       Pendekatan Sistem (System Approach)
Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatansistem (system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul.Pendekatan ini menekankan pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi dalam suatu organisasi.
d.      Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)
Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinyareorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapaikedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasikonflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsiorganisasi menjadi kabur.[1]
B.     Model-Model Menyelesaikan Konflik
Dianne Schilling (1995) dalam tulisannya, “Into The Fray: Strategies for Managing Everyday Conflict” mengemukakan, ada sepuluh strategi mengakhiri konflik, antara lain:
1.      Abandoning yaitu meninggalkan konflik.
2.      Avoiding yaitu menghindari konflik.
3.      Dominating yaitu menguasai konflik.
4.      Obliging yaitu melayani konflik.
5.      Getting help yaitu mencari pertolongan.
6.      Humor yaitu bersikap humoris.
7.      Postponing yaitu menunda penyelesaian.
8.      Compromise yaitu kompromi.
9.      Integrating yaitu mengintegrasikan.
10.  Collaboration/Problem Solving yaitu kerja sama dan memecahkan masalah.
Di dalam pemaparan makalah ini, akan disebutkan tiga contoh penyelesaian konflik yaitu:
a.       Konflik Data
Disebabkan oleh:
1)        Kekurangan informasi.
2)        Kesalahan informasi.
3)        Perbedaan pandangan terhadap mana yang relevan.
4)        Perbedaan interpretasi data.
5)        Perbedaan assesment terhadap prosedur.

Langkah penyelesaian:
a)      Cara persetujuan atas data mana yang paling penting.
b)      Setujukah anda terhadap proses pengumpulan data.
c)      Kembangkan kriteria bersama dalam mengakses data.
d)     Gunakan pakar sebagai pihak ketiga dari luar, agar mendapat penilaian objektif untuk memecahkan masalah.
b.      Konflik Relasi
Disebabkan oleh:
1)      Emosi yang kuat.
2)      Salah persepsi/stereotip.
3)      Miskin komunikasi.
4)      Salah komunikasi.
5)      Mengulang perilaku negatif.
Langkah penyelesaian:
a)      Awasilah ekspresi negatif melalui prosedur atau aturan umum.
b)      Kemukakan proses baru yang ditawarkan dengan alasan tertentu.
c)      Klarifikasi persepsi, kemudian bangun persepsi positif.
d)     Perbarui kualitas dan kuantitas komunikasi.
e)      Jangan mengulangi perilaku negatif.
f)       Ajukan pemecahan masalah positif melalui sikap dan perilaku.
c.       Konflik Nilai
Disebabkan oleh:
1)      Perbedaan kriteria untuk mengevaluasi gagasan atau perilaku orang lain.
2)      Nilai baru untuk mencapai tujuan yang dikemukakan terlalu eksklusif.
3)      Gaya hidup yang berbeda, ideologi, atau agama.
Langkah penyeledsaian:
a)      Hindarilah mendefinisikan masalah dalam terma nilai.
b)      Biarkan peserta setuju atau tidak setuju.
c)      Menciptakan iklim pengaruh sehingga ada satu nilai yang dominan.
d)     Carilah tujuan utama agar semua pihak setuju
Ada beberapa model penyelesaian konflik yang akan disebutkan, antara lain:
1.      Model Boulding
Boulding mengawali diskusinya tentang sebagian metode mengakhiri konflik, yakni menghindar, menaklukkan, dan mengakhiri konflik sesuai prosedur. Menurut Boulding, menghindari konflik adalah menawarkan sebuah kemungkinan pilihan sebagai jawaban terbaik. Langkah ini hanya sementara agar kedua pihak bisa mencari jalan terbaik mengakhiri konflik. Menaklukan konflik adalah proses pengerahan semua kekuatan untuk mengaplikasikan strategi perlawanan terhadap konflik yang terjadi dalam komunitas, dengan mengajukan program penyelesaian baru yang belum pasti diakhiri oleh satu pihak. Mengakhiri konflik sesuai porsedur adalah metode umum yang terbaik dan paling cepat untuk mengakhiri konflik.
Boulding menawarkan kompromi dengan penjelasan sebagai berikut. Kompromi harus dipahami sebagai penyesuaian dan modifikasi yang mendekati teritori, tujuan, nilai, atau kebijakan yang melibatkan kedua pihak. Strategi yang digunakan untuk mengurangi konflik yaitu:
a.       Mengakui dan mengetahui bahwa ada konflik.
b.      Menganalisa situasi yang ada.
c.       Fasilitasi komunikasi dengan memperbarui komunikasi, diskusi bebas, melakukan komunikasi yang akurat, dan memanfaatkan umpan balik dengan negoisasi.
d.      Negoisasi adalah teknik yang digunakan dalam penyelesaian pelbagai sengketa, paling banyak digunakan untuk memecahkan masalah-masalah komunitas (Schilit 1974).
2.      Model Penyelesaian Konflik dalam Organisasi Berdasarkan Tugas dan Relasi
Konflik dalam organisasi sering terjadi karena benturan relasi antarpersonal dengan kepentingan tugas. Salah satu cara menyelesaikannya adalah memikirkan dua dimensi hasil atau keputusan yang di dalamnya mengandung dimensi tugas dan dimensi relasi.
Pertama, dimensi tugas (task importance), apabila diminta mneyelesaikan konflik, maka pertanyaan awal yang harus dijawab adalah seberapa pentingkah hubungan seorang dengan tugas tertentu dalam organisasi?, apakah tugas tersebut sebagai tugas utama, tugas pokok, tugas perbantuan, tugas tambahan, atau tugas sekedar melengkapi tugas utama?.
            Kedua, dimensi relasi antarpersonal (relationship importance), yang dipertanyakan adalah seberapa penting hubungan seseorang dengan orang lain dalam suatu organisasi.
Ternyata dalam pelaksanaan tugas organisasi, dua kepentingan tersebut tumpang tindih. Artinya, ada hubungan antara kepentingan mengutamakan tugas dan kepentingan mengutamakan relasi antarpersonal. Dan ketika titik-titik kepentingan itu tumpang tindih satu sama lain, disana konflik akan terjadi.
Ada beberapa cara menyelesaikan konflik, yaitu forcing, cara penyelesaian konflik yang memberi seseorang apa yang menjadi kepentingan dia dalam tugasnya. Withdrawal, cara pneyelesaian konflik dimana satu pihak menarik diri dari kepentingannya dalam tugas, karena dia kebih mengutamakan relasi dengan sesama. Smoothing, satu pihak menolak keutamaan relasi dengan sesama, juga keutamaan kepentingan diatas tugas. Problem Solving, penyelesaian konflik dimana dua pihak sepakat untuk menyelesaikan konflik, dengan mengutamakan kepentingan tugas dan relasi antara dua pihak. Kompromi, penyelesaian konflik paling ideal dimana dua pihak mengambil posisi tengah, sehingga masing-masing dapat merefleksikan kepentingan mutual mereka.
3.      Model Tiga Faktor
Para pemerhati konflik juga mengajukan model tiga faktor dengan memperhatikan faktor kepentingan (interest), kekuasaan (power), dan hak (right) yang menjadi sumber konflik kedua pihak.
Kepentingan adalah obyek kebutuhan atau keinginan yang menjadi sumber konflik. Kedua pihak memiliki kebutuhan yang sama terhadap obyek yang disengketakan.
Kekuasaan adalah obyek kebutuhan yang menjadi sumber konflik. Artinya kedua pihak memiliki keinginan yang sama untuk memperoleh status dan peran.
Hak adalah obyek keinginan yang menjadi sumber konflik. Artinya, kedua pihak punya kebutuhan dan keinginan yang sama untuk memperoleh tuntutannya, karena masing-masing merasa bahwa tuntutan itu berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan tanggung jawab.
Model ini mengisyaratkan bahwa satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik adalah memenuhi kebutuhan semua pihak yang bersengketa atau berselisih. Oleh karena itu, menurut model ini penyelesaian konflik harus dilakukan dengan metode dan teknik yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan tersebut.
Pilihan penyelesaian konflik berikutnya adalah memberikan besaran kekuasaan kepada pihak-pihak yang terlibat konflik, sesuai dengan aturan yang berlaku. Pilihan penyelesaian konflik lainnya dari model ini adalah memberikan hal kepada pihak-pihak yang terlibat konflik sesuai dengan aturan yang berlaku.[2]



[1] Yusuf Budiman, “Strategi Penyelesaian Konflik”. Diunduh pada 12.38 WIB 28 April 2018. http://yusufbudiman92.blogspot.co.id/2013/12/strategi-penyelesaian-konflik.html
[2]Alo Liliweri, Prasangkan & Konflik. (Yogyakarta: LkiS, 2009) hal. 298-310



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Strategi mengatasi konflik ada dua macam yaitu strategi interpersonal dan strategi organisasi. Di dalam strategi mengatasi konflik pribadi ada beberapa jenis yaitu strategi kalah menang, strategi kalah kalah, dan strategi menang menang. Di dalam strategi mengatasi konflik organisasi ada beberapa pendekatan yang digunakan antara lain pendekatan birokratis, pendekatan intervensi otoritatis dalam konflik lateral, pendekatan sistem, dan reorganisasi struktural.
Model penyelesaian konflik terbagi menjadi beberapa macam antara lain model Boulding, model penyelesaian konflik dalam organisasi berdasarkan tugas dan relasi, dan model tiga faktor.
B.     Saran
Di dalam penggunaan strategi mengatasi konflik yang baik, dibutuhkan analisas yang tepat dan sesuai dengan yang diinginkan sehingga tidak menimbulkan konflik yang baru. Oleh karena itu, konflik dapat diselesaikan dari diri sendiri dengan berjiwa kesatria atau melalui musyawarah bersama untuk menemukan titik tengah yang menguntungkan semua pihak.



DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo. 2009. Prasangka dan Konflik. Yogyakarta: LkiS
Yusuf Budiman. “Strategi Mengatasi Konflik”. Diunduh pada 12.38 WIB 28 April 2018. http://yusufbudiman92.blogspot.co.id/2013/12/strategi-penyelesaian-konflik.html








                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manajemen Konflik (Strategi Mengatasi Konflik)

STRATEGI MENGATASI KONFLIK Makalah Ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik ...