Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Islam
Dosen Pengampu:
Asep Kurniawan, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Yusuf Yusian S.S (NIM: 1593244004)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi dan hanya untuk ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan hidayahNya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Ilmu Pendidikan Islam. Solawat
dan salam kita haturkan kepada penuntun umat semesta alam nabi Muhammad SAW
yang kita tunggu-tungggu syafa’atnya.
Makalah
ini memuat tentang kajian pendidik dalam perspektif pendidikan islam. Makalah
ini diperuntukkan kepada mahasiswa prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
bidang studi Ilmu Pendidikan Islam.
Selanjutnya
kami haturkan banyak terima kasih kepada Bapak Asep Kurniawan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
dengan adanya makalah ini bisa mempermudah mahasiswa dalam mempelajari Ilmu
Pendidikan Islam.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pada
makalah-makalah yang akan datang.
Akhirnya, kami memohon kepada ALLAH SWT agar
memberikan kemanfaatan ilmu, melimpahkan
pertolongan dan kebenaran kepada kita semua amin.
Jombang, 14
Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul............................................................................................ 1
Kata Pengantar........................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4
A. Latar Belakang.............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5
A. Definisi Pendidik........................................................................................... 5
B. Pendidik dalam
Perspektif Pendidikan Islam.................................................. 6
C. Kedudukan
Pendidik dalam Pendidikan Islam............................................... 7
BAB III PENUTUP................................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu sarana untuk manusia untuk
menyerap suatu ilmu ataupun informasi yang bisa menambah wawasan dan kecerdasan
seseorang. Banyak hal penting di dalam
pendidikan. Salah satunya adalah pendidik, pendidik memiliki peran yang sangat
vital dalam proses pendidikan, sehingga cerdas tidaknya suatu murid akan
dipengaruhi pula oleh cara pendidik dalam menyampaikan ilmunya.
Pendidikan
islam memiliki ajaran yamg lebih khusus yaitu dengan menerapkan AL-Qur’an dan
As-Sunnah. Di dalam proses belajar mengajar pendidikan islam memang pendidik
diharuskan untuk lebih mendalami tentang tata krama dan agama islam, sehingga
pendidik bisa menghasilkan murid-murid yang tidak hanya pandai dalam
intelektual, akan tetapi pandai juga di dalam masalah keagamaan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi dari pendidik?
2.
Bagaimana perspektif pendidikan islam terhadap pendidik?
3.
Bagaimana kedudukan pendidik dalam pendidikan islam?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui definisi dari pendidik
2.
Mengetahui perspektif pendidikan islam terhadap
pendidik.
3.
Mengetahui kedudukan pendidik dalam pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidik
Pendidik atau guru dalam kamus
bahasa Indonesia diartikan sebagai seorang yang pekerjaannya, mata
pencahariannya, profesinya mengajar. Istilah ini sangat familiar dalam dunia
pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan formal. Guru bertugas sebagaimana
tugas yang dilaksanakan oleh pendidik. Bedanya ialah istilah guru seringkali
dipakai dilingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai dilingkungan formal, informal
maupun nonformal.[1]
Secara akademis, pendidik adalah tenaga kependidikan,
yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik, dosen konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lainnya yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-undang No. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan platihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.
Dalam konteks pendidikan islam, istilah pendidik
sering disebut dengan Murobbi, Mu’allim, Mu’addib, Mudarris, Mursyid. Kelima nama
tersebut mempunyai tempat tersendiri menurut peristilahan yang dipakai dalam
pendidikan dalam konteks islam. Disamping itu, istilah pendidik kadang kala disebut
melalui gelarnya, seperti istilah Syaikh dan Ustadz. Dari beberapa nama diatas,
penggunaan kata al-Mu’allim lebih banyak digunakan daripada nama-nama yang
lain.[2]
Adapun yang dimaksud dengan Murabbi adalah seseorang
yang memiliki tugas mendidik dalam arti pencipta, pemelihara, pengatur,
pengurus dan memperbaiki kondisi peserta didik agar potensinya berkembang.
Orang yang memiliki pekerjaan sebagai murabbi ini biasanya dipanggil dengan
sebutan ustadz. Ustadz harus memiliki tugas dan kompetensi yang melekat pada
dirinya antara lain sebagai:
1. Mu’allim artinya orang yang berilmu pengetahuan luas dan mampu menjelaskan atau mengajarkan kepada peserta didik, sehingga peserta
didik mampu mengamalkannya dalam kehidupan.
2. Mu’addib artinya seorang yang memiliki kediplinan kerja yang dilandasi dengan
etika, moral dan sikap yang santun serta mampu menanamkannya kepada peserta
didik melalui peneladanan dalam kehidupan.
3. Mudarris adalah orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual lebih dan
berusaha membantu menghilangkan, menghapus kebodohan peseta didik dengan cara
melatih intelektualnya melalui proses pembelajaran, sehingga peserta didik
memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan.
4. Mursyid artinya orang yang memilki kedalaman spiritual, memiliki ketaatan dalam
menjalankan ibadah, serta berakhlak mulia, kemudian berusaha untuk mempengaruhi
peserta didik agar mengikuti jejak kepribadiannya melalui kegiatan pendidikan.[3]
B. Pendidik dalam
Persfektif Pendidikan Islam
Para pakar pendidikan dalam pendidikan islam,
menggunakan rumusan yang berbeda-beda tentang pendidik. Zakiah Dradjat,
berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik. Sedangkan Ahmad Tafsir
mengartikan Pendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didiknya, yaitu dengan upaya mengembangkan
seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotori, kognitif, maupun
afektif.
Ahmad D. Marimba membatasi arti pendidik sebagai orang
yang memikul pertanggung jawaban sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa, yang
karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik.
Dalam rumusan D. Marimba ini, seorang pendidik harus orang yang dewasa. Karena
dengan kedewasaannya mampu menjalankan tugasnya terhadap peserta didik.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Suryosubrata,
bahwa pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya,
agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tingkat
kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba serta khalifah
Allah SWT dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk
individu yang mandiri.[4]
Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri.
Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak
kandungnya, karena sukses atau tidaknya anak sangat tergantung pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya.
Kesuksesan anak kandung merupakan cerminan atas kesuksesan orang tua juga.
Firman Allah SWT:
ياَ أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا
قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَا رًا قُودُهَا النَّاسُوَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا مَلاَئِكَةٌ غِلاَظٌ شِداَدٌ لاَيَعْسُوْنَاللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
C.
Kedudukan Pendidik dalam Pendidikan Islam
Pendidik
merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan
segenap potensi peserta didik. Pendidik menjadi orang yang paling menentukan
dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran. Pendidik
ikut berperan serta dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial
di bidang pembangunan, pendidik harus berperan aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang
semakin berkembang. Hal ini karena pendidikan merupakan cultural transition
yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan secara berkelanjutan, sebagai
sarana bagi pembangunan kebudayaan dan
peradaban umat manusia.[5]
Dalam
konteks pendidikan islam, pendidik pun juga memiliki arti dan peranan sangat penting.
Pendidik adalah bapak rohani (Spritual Father) atau pemberi semangat
bagi peserta didik. Pendidik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu,
pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Pendidik juga
memiliki tanggung jawab dan menentukan arah pendidikan. Oleh karena itu, islam
sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan
bertugas sebagai pendidik.
Pendidik
mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Nabi bersabda dalam hadist yang dikutip
dari buku Athiyyah al- Abrasyi, bahwa nabi bersabda: “Tinta seorang ilmuwan
(yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”.
Begitu
tingginya penghargaan islam terhadap pendidik, sehingga menempatkan posisi
pendidik setingkat dibawah posisi nabi. Hal ini diungkapkan oleh penyair yang
bernama Syauki, dalam syairnya dia mengungkapkan: ”Berdiri dan hormatilah guru
dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.”
Bahkan
orang-orang yang berilmu pengetahuan dan mau mengajarkan ilmunya kepada mereka
yang membutuhkan akan disukai oleh Allah dan dido’akan oleh penghuni langit dan
penghuni bumi agar senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan. kedudukan pendidik dalam islam sangat tinggi.
Tingginya kedudukan pendidik dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu sendiri.
Islam memuliakan ilmu pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari belajar dan
mengajar. Maka, islam pasti memuliakan seorang pendidik. Tingginya kedudukan
pendidik ini masih dapat disaksikan nyata pada zaman sekarang. Dapat kita lihat
terutama di pesantren–pesantren di Indonesia. Santri bahkan tidak berani
menentang pandangan kiainya, sebagian lagi membungkukkan badan tatkala
menghadap kiainya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidik atau guru dalam kamus bahasa Indonesia
diartikan sebagai seorang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, profesinya
mengajar. Istilah ini sangat familiar dalam dunia pendidikan di Indonesia
khususnya pendidikan formal. Guru bertugas sebagaimana tugas yang dilaksanakan
oleh pendidik. Bedanya ialah istilah guru seringkali dipakai dilingkungan
pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai dilingkungan formal, informal
maupun nonformal.
Para pakar pendidikan dalam pendidikan islam,
menggunakan rumusan yang berbeda-beda tentang pendidik. Zakiah Dradjat,
berpendapat bahwa pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku peserta didik. Sedangkan Ahmad Tafsir
mengartikan Pendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didiknya, yaitu dengan upaya mengembangkan
seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotori, kognitif, maupun
afektif.
Pendidik
merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan
segenap potensi peserta didik. Pendidik menjadi orang yang paling menentukan
dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran.
B. Saran
Sebagai seorang generasi muda bangsa, sudah selayaknya pemerintah meningkatkan
kesejahteraan guru, baik materi maupun non-materi yang berguna untuk memotivasi
guru dalam mendidik serta mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada peserta didik.
Marilah kita senantiasa memberi penghormatan dan penghargaan kepada para
pendidik, karena berkat jasa-jasa beliau, generasi muda bangsa terus
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Nur Uhbiyati. 1997. Ilmu Pendidikan
Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Abuddin Nata. 2001. Perspektif Islam
tentang Hubungan Guru dan Murid. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fatah Yasin. 2008. Dimensi-dimensi
Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sukses Offset.
Suryosubrata B. 1983. Beberapa Aspek
Dasar Kependidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Arifuddin Arif. 2008. Pengantar Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura.
[1] Nur Uhbiyati.
1997. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia. Hal 71
[2] Abuddin Nata.
2001. Perspektif Islam tentang Hubungan Guru dan Murid. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Hal 41
[3] Fatah Yasin.
2008. Dimensi-dimensi Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal 85
[4] Suryosubrata
B. 1983. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan. Jakarta: Bina Aksara. Hal 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar