Kamis, 04 Mei 2017

Konsep Mutu Pendidikan (Manaj. Mutu)


KONSEP MUTU PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu




Dosen Pengampu:
Suwandi M. Ed
Oleh:
Yusuf Yusian S.S (NIM: 1593244004)
Badi’atul Muawiyah (NIM: 1593244007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi dan hanya untuk ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan hidayahNya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Manajemen Mutu. Solawat dan salam kita haturkan kepada penuntun umat semesta alam nabi Muhmmad SAW yang kita tunggu-tungggu syafa’atnya.
Makalah ini memuat tentang kajian konsep mutu pendidikan. Makalah ini diperuntukkan kepada mahasiswa prodi manajemen pendidikan islam (MPI) bidang studi Manajemen Mutu.
Selanjutnya kami haturkan banyak terima kasih kepada Bapak Suwandi yang telah membantu dan mendukung kami dalam menyelesaikan serta menyampaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini bisa mempermudah mahasiswa dalam mempelajari Manajemen Mutu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan pada makalah-makalah yang akan datang.
Akhirnya, kami memohon kepada ALLAH SWT agar memberikan kemanfaatan ilmu, melimpahkan  pertolongan dan kebenaran kepada kita semua amin.
                                               

                                              
Jombang, 20 Maret 2017


                                                          
                                                                                                Penulis






DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................ 1
Kata Pengantar........................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4
A.    Latar Belakang.............................................................................................. 4
B.     Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C.     Tujuan Penulisan........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5
A.    Pengertian Mutu Pendidikan.......................................................................... 5
B.     Konsep Mutu Pendidikan............................................................................. 7
C.     Tujuan Mutu Pendidikan............................................................................... 9
BAB III PENUTUP................................................................................... 10
A.    Kesimpulan.................................................................................................. 10
B.     Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA


  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Mutu pendidikan merupakan suatu standar yang digunakan untuk mengukur seberapa baik kualitas dari pendidikan dalam suatu lembaga atau institusi. Mutu pendidikan akan selalu berbeda-beda tergantung dari persfektif orang. Mutu pendidikan ini, akan menjadi suatu tolak ukur untuk memperbaiki serta mengevaluasi segala macam kekurangan dalam pendidikan. Dalam makalah ini, akan dipaparkan tentang apa pengertian dari mutu pendidikan, kemudian konsep mutu pendidikan itu seperti apa serta tujuan mutu pendidikan untuk mencapai apa.
Mutu pendidikan yang semakin berkualitas, akan membawa output yang baik, dan bisa bermanfaat ketika sudah berinteraksi dengan masyarakat. Untuk menyiapkan mutu pendidikan yang baik, kita harus menganalisa dulu, apa yang menjadi titik lemah dalam pendidikan. Setelah titik lemahnya ditemukan, kemudian buat perencanaan serta pengelolaan untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian mutu pendidikan?
2.      Apa konsep mutu pendidikan?
3.      Apa tujuan dari mutu pendidikan?
C.    TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian mutu pendidikan.
2.      Mengetahui konsep mutu pendidikan.
3.      Mengetahui tujuan dari mutu pendidikan.

       BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Mutu Pendidikan
Definisi mutu menurut Field (1993) adalah “sebagai ukuran dari produk atau kinerja pelayanan terhadap satu spesifikasi pada satu titik tertentu”.  Pendapat ini lebih menekankan pada “ukuran”. Ukuran disini, tentunya bergantung pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan sebagai hasil kinerja manusia, baik yang berupa benda maupun non-benda, yaitu berupa jasa layanan, seperti halnya dalam bidang pendidikan, yang merupakan salah satu bentuk industri jasa atau pelayanan, yaitu pelayanan akademik.
Sesuai dengan definisi di atas dapat dikatakan bahwa mutu adalah suatu karakter atau batasan tertinggi dari suatu produk atau jasa layanan yang dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.  Oleh sebab itu, sudah selayaknya jasa pelayanan pendidikan harus dapat menghasilkan mutu yang baik, karena dengan mutu yang baik, pendidikan akan mampu merebut pangsa kerja yang semakin sempit dan menantang dengan keterampilan dan kreatifitas yang telah dibuat standarisasi dalam mutu pendidikan.
Dalam kaitannya dengan konsep pendidikan yang bermutu, Sallis (1993:280) menganalogikan bahwa pendidikan adalah jasa yang berupa proses kebudayaan. Pengertian ini berimplikasi pada adanya masukan (input) dan keluaran (output).  Masukan dapat berupa peserta didik, sarana prasarana serta fasilitas belajar lainnya termasuk lingkungan, sedangkan keluarannya adalah lulusan atau alumni, yang kemudian menjadi ukuran mutu, mengingat produk pendidikan merupakan jasa pelayanan, maka mutu jasa pelayanan pendidikan sangat tergantung sikap pemberi layanan di lapangan serta harapan pemakai jasa pendidikan.  Hal ini berarti jasa pelayanan pendidikan tidak berwujud benda (intangible) secara langsung, namun secara kualitatif mutu jasa/pelayanan pendidikan dapat dilihat dari soft indicator seperti kepedulian dan perhatian pada keinginan /harapan dan kepuasan pelanggan jasa pendidikan.
Hoyetal, (2000) menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah hasil penilaian terhadap proses pendidikan dengan harapan yang tinggi untuk dicapai dari upaya pengembangan bakat-bakat para pelanggan pendidikan melalui proses pendidikan. Oleh karena itu perbaikan proses pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencapai keunggulan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Selain pengertian mutu pendidikan yang diuraikan di atas, mutu pendidikan dapat juga diartikan sebagai seseorang yang telah mencapai tujuan kurikulum (objective of curriculum) yang dirancang untuk pengelolaan pembelajaran siswa (Suryadi, 1993:159).  Konsep ini lebih menekankan kepada pengawasan dalam pencapaian tujuan kurikulum pembelajaran, sehingga  indikator umumnya adalah semakin tujuan kurikulum tercapai, maka dapat dikategorikan suatu pendidikan yang bermutu.  Ditegaskan lebih jauh bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.  Analisis konsep ini lebih menekankan kepada kinerja lembaga, yaitu kecenderungan semakin efektif dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan dan semakin baik hasil yang dicapai, maka dapat dikatakan pendidikan tersebut memiliki mutu yang baik.
Agar mutu pendidikan yang baik dapat tercapai, maka mutu tersebut harus didukung oleh sekolah yang bermutu.  Sekolah yang bermutu adalah “sekolah yang secara keseluruhan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan (masyarakat)” (Margono, 2002).  Pendapat ini cukup beralasan, karena terlalu banyak pengelolaan sekolah, yang mengabaikan kepuasan dan kebutuhan pelanggan, sehingga hasilnya pun akhirnya tidak mampu untuk berkompetisi guna meraih peluang dalam berbagai bidang, khususnya dalam menghadapi kondisi global dimana sekolah diharapkan dapat berperan lebih efektif dalam mengembangkan fungsinya.
Adapun yang dimaksud dengan sekolah efektif atau sekolah unggul (excellent school) adalah sekolah dalam lapangan manajemen sekolah, dengan karakteristik menurut Sallis (1979) yakni:
1.      guru memiliki kepemimpinan yang kuat dan kepala sekolah memberikan perhatian tinggi terhadap perbaikan mutu pengajaran.
2.      guru memiliki kondisi pengharapan yang tinggi untuk mendukung pencapaian prestasi murid.
3.      atmosfer sekolah tidak kaku, sejuk tanpa tekanan, kondusif dalam seluruh proses pengajaran, berlangsung dalam suatu keadaan/iklim yang nyaman.
4.      sekolah memiliki pengertian yang luas tentang fokus pengajaran dan mengusahakan efektif sekolah dengan energi dan sumber daya untuk mencapai tujuan pengajaran secara maksimal.
5.      sekolah efektif dalam menjamin kemajuan murid yang dimonitor secara periodik.
Untuk meningkatkan mutu sekolah diperlukan dukungan kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen sekolah yang efektif untuk mendukung kegiatan utama sekolah, yaitu proses belajar mengajar di kelas. Kepala sekolah yang efektif ialah kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinan secara efektif.  Oleh karena itu efektivitas kepemimpinan kepala sekolah adalah mereka yang membuka diri untuk adanya pengaruh guru dan pegawai terhadap persoalan penting sehingga produktivitas dan mutu kinerja sekolah akan bertambah baik jika semua unsur personil bekerja di bawah payung seorang pemimpin yang memenuhi harapan mereka.  Sebaiknya, kepemimpinan kepala sekolah yang tidak efektif adalah kepemimpinan yang cenderung negatif, penuh kepalsuan dan kepura-puraan di kalangan guru dan pegawai, yang cenderung lain kata lain tindakan, tidak saling percaya dang mengelak dari tanggung jawab, serta tidak melibatkan guru, bawahan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian kinerja guru dan pegawai merupakan dampak dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah.
Guru yang efektif adalah guru yang berkinerja tinggi, terutama kinerja mengajarnya serta mendidiknya yang bisa menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik untuk belajar dengan baik dan terampil dalam mengajar dengan berbagai metode, tampil dalam memberikan penguatan dan terampil pula dalam mengakhiri pelajaran, serta guru menjadi teladan atau model dalam pandangan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.[1]
B.     Konsep Mutu Pendidikan
Mutu mengimplikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. Tak dapat dipungkiri bahwasanya setiap orang setuju terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Hanya saja, masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut.
Sebuah alasan yang memungkinkan dalam memahami karakter mutu yang membingungkan tersebut adalah bahwa mutu merupakan sebuah gagasan yang dinamis. Kekuatan emosi dan moral yang dimiliki mutu membuatnya menjadi sebuah gagasan yang sulit diseragamkan.
Memang, makna mutu yang demikian luas juga sedikit membingungkan untuk memahaminya. Akan tetapi , beberapa konsekuensi praktis yang signifikan akan muncul dari perbedaan-perbedaan makna tersebut. Sebagai suatu konsep yang absolute, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik dan benar serta merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan. Seperti misalnya produk-produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal. Produk tersebut dapat dinilai serta membuat puas dan bangga bagi para pemiliknya. Sebenarnya mutu dalam pandangan ini lebih tepat disebut high quality atau top quality. Seperti istilah milik Pfeffer dan Coote, “mayoritas kita memujinya, menginginkannya, namun sebagian kecil di antara kita yang sanggup memilikinya”. Jika disinkronkan dengan konteks pendidikan, maka konsep mutu adalah elit, karena hanya sedikit institusi yang sanggup memberikan pengalaman pendidikan dengan mutu terbaik kepada para peserta didik.
Mutu juga dapatdigunakan sebagai suatu konsep yang relatif, devisi relatif tersebut memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau layanan, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut. Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar atau belum.
Defisi relatif tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama adalah menyesuaikan diri spesifikasi. Kedua adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Cara pertama menyesuaikan diri terhadap spesifikasi, sering disimpulkan sebagai ‘sesuai  dengan tujuan dan manfaat’. Mutu bagi produsen bisa di peroleh melalui produk atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal yang telah di tetapkan dalam gaya yang konsisten. Para produsen menunjukkan bahwa mutu memiliki sebuah system jaminan mutu (quality assurance system) yang memungkinkan roda produksi menghasilkan produk-produk yang secara konsisten sesuai dengan standar atau spesifikasi tertentu
Dalam devinisi ini, mobil Rover dan Rolls-Royce adalah produk yang memiliki mutu. Kemewahan, keindahan eksklusifikasi  dan harga tidak termasuk dalam katagori ini, maka produk tersebut adalah produk yang memiliki mutu, pendapat tentang mutu yang sedemikian mutu seringkali disebut dengan istilah, mutu sesungguhnya (quality in fact).
Siapa yang eharusnya memutuskan apakah sebuah sekolah atau universitas berhasil memberikan sebuah layanan yang memiliki mutu? Salah satu hal penting yang harus kita miliki adalah ide yang jelas tentang siapa yang berhak menentukan atribut dari sebuah mutu tersebut: apakah produsen atau konsumen? Hal ini produsen dan konsumen tidak sama. Terkadang terjadi penolakan konsumen terhadap produk dan layanan yang menurut produsen sudah sempurna dan manfaat.
            Mutu dapat didefisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampau keinginan dan kebutuhan pelanggan. Sebab ada satu resiko yang sering kali kita abaikan dari definisi ini yaitu kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu. Tom Peters, dalam Triving on Chocs, membicarakan tentang peran penting pelanggan dalam menentukan mutu dengan menekankan bahwa sebuah mutu yang dirasa (perceived quality) kekuasaan produk atau jasa tersebut. Dan dia berpendapat bahwa karyawan menjadi jauh lebih berenergi ketika mereka memiliki kesempatan untuk memberikan layanan yang bermutu atau menghasilkan produk yang bermutu, walaupun demikian dia selalu mengingatkan bahwa plaku plaku pasar yang baru ikut bergabung juga akan member membuat para pelanggan melakukan redefinisi terhadap mutu.[2]
C.     Tujuan Mutu Pendidikan
Menurut Anonym (2001) secara rinci peningkatan mutu bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3.      Meningkatkan tanggungjawab sekolah lepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.
4.      Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

Karakteristik dasar peningkatan mutu pendidikan yaitu: “Pemberian otonomi yang luas pada sekolah, partisipasi masyarakat dan orang tua, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, dan team-work yang kompak serta transparan”. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah dilakukan secara harmonis sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoy eable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar serta benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.[3]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Definisi mutu menurut Field (1993) adalah “sebagai ukuran dari produk atau kinerja pelayanan terhadap satu spesifikasi pada satu titik tertentu”.  Pendapat ini lebih menekankan pada “ukuran”. Ukuran disini, tentunya bergantung pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan sebagai hasil kinerja manusia, baik yang berupa benda maupun non-benda, yaitu berupa jasa layanan, seperti halnya dalam bidang pendidikan, yang merupakan salah satu bentuk industri jasa atau pelayanan, yaitu pelayanan akademik.
Mutu mengimplikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. Tak dapat dipungkiri bahwasanya setiap orang setuju terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Hanya saja, masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut.
Peningkatan mutu bertujuan untuk: Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia; Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama; Meningkatkan tanggungjawab sekolah lepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
B.     Saran
Mutu pendidikan bagi seseorang akan berbeda beda antara satu dengan lainnya. Akan tetapi dalam esensinya, tujuan mutu pendidikan adalah usaha untuk selalu memperbaiki serta mengevaluasi segala kekurangan dalam pendidikan. Jadi, mutu bisa menjadi tolak ukur untuk menentukan output yang bisa bermanfaat ketika sudah di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.
My SQL. “Konsep Mutu Pendidikan”. 20 Maret 2017. https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-pendidikan/
No Name. “Tujuan dan Alasan Perlunya Peningkatan Mutu Pendidikan”. 20 Maret 2017. http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/tujuan-alasan-peningkatan-mutu-pendidikan.html



[1] My SQL. “Konsep Mutu Pendidikan”. 20 Maret 2017. https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/26/konsep-mutu-pendidikan/
[2] Sallis, Edward. 2010. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD. Hal 49-58
[3] No Name. “Tujuan dan Alasan Perlunya Peningkatan Mutu Pendidikan”. 20 Maret 2017. http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/tujuan-alasan-peningkatan-mutu-pendidikan.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manajemen Konflik (Strategi Mengatasi Konflik)

STRATEGI MENGATASI KONFLIK Makalah Ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik ...